Senin, 18 April 2016

Ketahui Perbedaan dan Persamaan Nahdlatul Ulama dengan Muhammadiyah

Sebelumnya saya beritahu, tulisan ini bukan untuk memecah umat islam tetapi untuk merukunkan. Banyak juga blog dan website di internet yang membahas perbedaan NU dan MU serta persamaanya, namun ujung-ujungnya mengadu domba. Tulisan ini juga menjadi pelajaran bagi orang-orang agar mengetahui apa bedanya NU (Nahdlatul Ulama) dan MU (Muhammadiyah), sebab faktanya orang yang pernah menjadi santri saja hanya tahu seluk beluk aliranya sendiri apalagi orang awam yang kebanyakan sakit hati kalau melihat orang yang 'beda'.


Tulisan ini juga sangat bermanfaat agar orang-orang tidak salah paham. Misal ada suatu kelompok orang yang terbiasa melakukan A, tetapi ada 1 atau 2 orang yang tidak melakukan A sendiri. Maka ini dapat menimbulkan pelecehan sosial, orang bisa dihina/diapa-apakan cuma karena tidak melakukan A. Dan juga bisa saja terjadi sebaliknya. Padahal mereka punya dasarnya sendiri.
Intinya harus saling menghormati dengan cara membiarkan orang lain melakukan hal yang diyakininya, yang penting mereka punya dasarnya di al-Qur'an dan Hadist. Berikut perbedaanya menurut yang saya ketahui selama seumur hidup saya dan disertai penjelasanya :
  • NU ada tahlilan | MU tidak ada tahlilan 
Silahkan bagi pengikut NU untuk tahlilan, itu hak mereka dan yang penting mereka punya dasarnya di al-Qur'an dan Hadist. Yang penting tahlilan menggunakan bacaan-bacaan yang mulia dan tidak ada unsur maksiat.
Silahkan bagi pengikut MU atau aliran lainya untuk tidak tahlilan, karena mendoakan orang tua bukan cuma lewat tahlilan. Mendoakan orang tua yang meninggal bisa lewat didoakan setiap setelah sholat wajib atau sunnah atau bahkan setiap saat & sedekah jariyah yang diniati untuk dikirimkan ke mayit atau lainya (misal tahlilan). Dalam masa imam para mazhab pun belum ada tahlilan.
  •  NU menggunakan kata Sayyidina saat memuji/sholawat kepada nabi Muhammad saat tahiyat dalam sholat dan di luar sholat | MU tidak menggunakan kata itu
Silahkan bagi pengikut NU untuk menggunakan kata sayyidina, itu hak mereka dan yang penting mereka punya dasarnya di al-Qur'an dan Hadist. Kata sayyidina merupakan bentuk sanjungan kepada nabi Muhammad. Itu sangat bagus sekali.
Silahkan bagi pengikut MU atau aliran lainya untuk tidak menggunakan kata sayyidina. Yang penting sudah memuji/bersholawat kepada nabi Muhammad. Karena tanpa memberi gelar sayyidina pun sudah syahid. Dan juga untuk menjaga rukun bacaan tahiyat dalam sholat yang memang tidak ada kata sayyidina.
  • NU ada doa qunut saat sholat subuh | MU tidak ada
Silahkan bagi pengikut NU untuk melakukan doa qunut, itu hak mereka dan yang penting mereka punya dasarnya di al-Qur'an dan Hadist. Qunut pernah dilakukan oleh Rosul.
Silahkan bagi pengikut MU atau aliran lainya untuk tidak melakukan doa qunut, karena qunut juga bukan rukun sholat. 
Makmum harus mengikuti imam sholat, jadi harus sesuai dengan imamnya walaupun imamnya NU dengan makmum MU atau sebaliknya.
  • NU mengadakan ziarah makam wali 9 | MU tidak melakukannya
Silahkan bagi pengikut NU untuk mengadakan ziarah makam wali 9, itu hak mereka dan yang penting mereka punya dasarnya di al-Qur'an dan Hadist. Ini merupakan bentuk apresiasi yang sangat besar sekali dan sebagai bentuk penghormatan bagi para sunan wali 9.
Silahkan bagi pengikut MU atau aliran lainya untuk tidak ziarah makam wali 9, karena pada dasarnya ziarah makam tidak wajib. Untuk soal siapa saja wali Allah juga yang tahu cuma Allah saja. yang penting didoakan agar diberi balasan surga karena telah mengislamkan jawa itu saja sudah cukup.
Sekedar info, ziarah yang dilakukan oleh para Nahdliyin/warga NU tidak mengandung unsur kemusryikan. Hanya saja ada orang tertentu (bukan NU) yang menyembah kuburan para wali 9.
  • NU membolehkan bertawasul/mendekatkan diri kepada Allah melalui orang meninggal yang dianggap sholeh/wali Allah | MU tidak mengajarkanya
Silahkan bagi pengikut NU untuk melakukan hal itu, itu hak mereka dan yang penting mereka punya dasarnya di al-Qur'an dan Hadist.
Silahkan bagi pengikut MU atau aliran lainya untuk tidak mengajarkan/melakukan hal itu, itu hak mereka dan yang penting mereka punya dasarnya di al-Qur'an dan Hadist.
  • NU membolehkan melaksanakan tradisi Jawa/tradisi setempat asalkan diubah jadi islami | MU menganjurkan/mengajarkan agar menghindar dari semua hal yang musryik, bid'ah, tahayul dan khurafat
Silahkan bagi pengikut NU untuk melakukan hal itu, itu hak mereka dan yang penting mereka punya dasarnya di al-Qur'an dan Hadist.
Silahkan bagi pengikut MU atau aliran lainya untuk tidak mengajarkan/melakukan hal itu, itu hak mereka dan yang penting mereka punya dasarnya di al-Qur'an dan Hadist.
Sekedar info, bahwa hukum menjalankan tradisi berdasarkan adat merupakan hak semua orang. Jadi orang yang mau melaksanakan tradisi ya silahkan saja yang penting islami, kecuali kalau orangnya non-islam ya biarkan apa adanya. Dan bagi orang yang tidak suka ya jangan dipaksa untuk melakukan tradisi.
  • NU mengadakan maulid Nabi | MU tidak mengadakanya
Silahkan bagi pengikut NU untuk melakukan hal itu, itu hak mereka dan yang penting mereka punya dasarnya di al-Qur'an dan Hadist. Maulid nabi sangat bagus diadakan, apalagi kalau anak-anak kecil diajak untuk memeriahkanya. Karena isi maulid Nabi hanya sholawat/memuji/mendoakan Nabi Muhammad.
Silahkan bagi pengikut MU atau aliran lainya untuk tidak mengajarkan/melakukan hal itu, itu hak mereka dan yang penting mereka punya dasarnya di al-Qur'an dan Hadist. 
Sekedar info, cuma MU yang paling toleransi dengan maulid Nabi. Jika aliran lain pasti melarang maulid Nabi mentah-mentah. Tetapi kalau MU, sebenarnya boleh mengadakan maulid Nabi asalkan tidak ada unsur bid'ah/kemusryikanya. Karena ada sebagian orang (bukan orang NU) yang melakukan hal-hal tidak baik saat maulid nabi.
  • NU melakukan pujian/sholawatan setelah adzan sebelum sholat | MU tidak melakukanya
Silahkan bagi pengikut NU untuk melakukan hal itu, itu tidak dilarang di al-Qur'an dan Hadist. Kita bisa bersholawat setiap saat.
Silahkan bagi pengikut MU dan aliran lain untuk tidak melakukan hal itu, itu tidak diwajibkan di al-Qur'an dan Hadist. MU juga suka memuji/sholawat kepada Nabi Muammad. Namun tidak dikeraskan suaranya apalagi menggunakan mikrophone.
  • NU melakukan wiritan dengan suara keras dan dilakukan secara berjamaah/bersama setelah sholat berjamaah | MU tidak melakukan hal itu
Silahkan bagi pengikut NU untuk melakukan hal itu, itu tidak dilarang di al-Qur'an dan Hadist. Ini bisa mengakali agar tidak ada orang yang plencing (setelah sholat langsung pergi).
Silahkan bagi pengikut MU dan aliran lain untuk tidak melakukan hal itu, itu tidak diwajibkan di al-Qur'an dan Hadist. Wirit, doa atau dzikir dapat dilakukan setiap saat dan di mana saja. Jangan dianggap orang penganut MU suka plencing, anggapan itu tidak benar.
  • NU membaca wirit yang panjang | MU membaca wirit yang pendek 
Silahkan bagi pengikut NU untuk melakukan hal itu, itu tidak dilarang di al-Qur'an dan Hadist. Semakin banyak dzikir, insya Allah semakin dekat kepada Allah dan pahalanya banyak.
Silahkan bagi pengikut MU atau aliran lain untuk membaca bacaan wirit seadanya sesuai yang diajarkan dalam al-Qur'an dan Hadist.
  • NU langsung bersalaman pas setelah sholat berjamaah | MU bersalaman ketika di luar masjid atau setidaknya tidak pas seusai sholat berjamaah
Silahkan bagi pengikut NU untuk melakukan hal itu, itu tidak dilarang di al-Qur'an dan Hadist.
Silahkan bagi pengikut MU atau aliran lain untuk tidak melakukan hal itu, itu tidak ada perintahnya di al-Qur'an dan Hadist.
Sebaiknya sesuaikan dengan kebiasaan setempat.
  •  NU membawa tongkat dan melakukan adzan dua kali saat sholat Jumat | MU tidak melakukanya
Silahkan bagi pengikut NU untuk melakukan hal itu, itu tidak dilarang di al-Qur'an dan Hadist.
Silahkan bagi pengikut MU atau aliran lain untuk tidak melakukan hal itu, itu tidak ada perintahnya di al-Qur'an dan Hadist.
  • NU memperbolehkan membuat atau memakai jimat | MU tidak membolehkan
Silahkan bagi pengikut NU untuk membolehkan hal itu, yang penting ada batasan-batasanya dan benar-benar bisa mendekatkan diri kepada Allah.
Silahkan bagi pengikut MU atau aliran lain untuk melarang hal itu, karena memang sudah dilarang oleh Rosul dalam Hadist yang derajatnya Shahih.
Sekedar info, jimat yang diajarkan berasal dari kitab Ihya' Ulumuddin karangan imam Ghozali. Hanya sedikit pondok pesantren yang mengajarkan membuat/mempelajari jimat.
  • NU memakai warna hijau untuk warna organisasinya | MU memakai warna biru untuk organisasinya 
Warna ini dipakai untuk menampilkan identitas saja. Misal untuk warna gedung sekolah, agar orang tahu kalau sekolah tersebut membawa ormas islam tertentu. Kadang MU memakai warna hijau muda untuk benderanya.
Sekedar info, sangat sedikit sekolah islam yang netral (tidak membawa-bawa ormas). Jika mau sekolah yang netral, maka silahkan. Jka tidak ya silahkan.
  • NU memiliki bacaan sholawat yang banyak | MU hanya bersholawat dengan kalimat yang telah diajarkan Rosul
Silahkan bagi pengikut NU untuk melakukan hal itu, itu tidak dilarang di al-Qur'an dan Hadist. Bahkan itu bagus, sehingga orang tidak bosan dengan kalimat sholawat itu-itu saja. Bahkan sholawat-sholawat khas NU ada yang bisa dinyanyikan dengan merdu dan enak didengar.
Silahkan bagi pengikut MU atau aliran lain untuk membaca sholawat dengan kalimat seadanya yang diajarkan Rosul, ini bagus untuk menjaga diri dari bid'ah (urusan baru dalam urusan agama).
  • NU mengadakan dibaan (sholawat dengan dinyayikan disertai tabuhan alat musik) | MU tidak mengadaknya
Silahkan bagi pengikut NU untuk melakukan hal itu, itu tidak dilarang di al-Qur'an dan Hadist. Bahkan bagus, bisa menjalin silaturahmi karena biasanya dibaan dilakukan di setiap salah salah rumahnya peserta dibaan secara bergantian dan bisa membuat orang bersholawat dengan senang karena bunyinya yang merdu.
Silahkan bagi pengikut MU atau aliran lain untuk tidak melakukan hal itu, ini bagus juga untuk menjaga diri dari bid'ah (urusan baru dalam urusan agama).
  • NU menganjurkan selalu memakai kopyah | MU tidak menganjurkan selalu memakai kopyah
Menutup kepala saat sholat memang sunnah, tetapi bukan wajib. Dan tidak ada larangan untuk memakai kopyah setiap saat. NU bisa saja tidak memakai kopyah dan MU bisa saja mamakai kopyah.
Jadi terserah orang mau pakai kopyah atau tidak saat di dalam sholat atau di luar sholat. Yang penting rambutnya disisir dan diberi minyak rambut agar rapi.
  • NU membolehkan membaca primbon/ramalan jawa yang berhubungan dengan ilmu titen (memperhatikan kejadian yang berulang-ulang pada diri manusia sesuai dengan weton/tanggal lahirnya yang sama) | MU tidak membolehkan
NU memang membolehkan membaca dalam rangka melestarikan budaya setempat, tetapi tetap memberi batasan agar jangan sampai percaya sepenuhnya. Primbon tidak menggunakan bantuan jin, namun masih menggunakan akal dengan cara membandingkan kehidupan manusia yang sama tanggal lahirnya. Jadi insya Allah tidak haram.
MU atau aliran lain tidak membolehkan membaca primbon atau ramalan apapun karena sesuai dengan paham cita-cita Muhammadiyah sendiri yang ingin menciptakan kehidupan islami di Indonesia.
  • NU membaca adzan untuk bayi yang baru lahir, mayit yang hendak dikubur dan sebelum berangkat jauh (misal umroh & haji) | MU tidak melakukan itu
Silahkan bagi pengikut NU untuk melakukan hal itu, itu tidak dilarang. Ada dalam hadist.
Silahkan bagi pengikut MU untuk tidak melakukan hal itu, itu tidak diwajibkan. Bukan hadist Shahih.
  • NU menggunakan metode hilal untuk menentukan bulan syawal | MU menggunakan metode hisab untuk menentukan bulan syawal
NU sudah bagus memilih hilal karena metode ini ajaran Rosul dan mudah diakukan karena hanya dengan cara melihat bulan saja bahkan bisa dilakukan dengan mata telanjang.
MU juga sudah bagus memilih hisab karena metode ini ajaran Rosul. Metode ini mengandalkan akal manusia, sesuai perintah Allah dalam al-Qur'an untuk memerintahkan umat manusia agar menggunakan akalnya. Juga sangat menguntungkan saat keadaan mendung sehingga hilal tidak bisa dilihat.
Keduanya sama-sama ada di hadis Rosul. Hanya saja, masing-masing pihak memiliki alasan kuat untuk memilih metode tersebut. Jadi jangan saling menyalahkan.

  • NU mengikuti mazhab Imam Syafi'i dan cenderung mengikuti hadits-hadits yang derajatnya lemah/dhoif | MU tidak terikat salah satu dari empat mazhab dan cenderung menjauhi hadits-hadits yang derajatnya lemah/dhoif 
NU sudah bagus karena mengikuti salah satu mazhab yang menurut banyak orang, merupakan mazhab yang paling aman. Aman karena Imam Syafi'i punya prinsip menganjurkan menginggalkan sesuatu yang diragukan halal/haramnya suatu perkara. NU mengakui dan mengamalkan hadits-hadits yang derajatnya lemah/dhoif dengan syarat harus ada minimal satu ulama yang mengamalkanya. Hadits palsu tidak diakui. 
MU juga sudah bagus karena tidak terikat/taqlid/fanatik kepada salah satu mazhab. Muhamadiyah mengakui dan menghormati semua mazhab (Syafi'i, Hanbali, Hanafi, Maliki) dengan mengutamakan ijtihad/qiyas untuk menentukan mana saja ajaran seluruh mazhab yang cocok pada masa kini. Karena setiap mazhab berbeda kondisi dan situasi pada masa hidupnya setiap Imam mazhab. MU menjauhi hadits-hadits lemah karena semasa dua abad sepeninggal Nabi Muhammad banyak bermunculan Nabi palsu yang membuat hadits versi mereka sendiri, bermunculnya kata-kata mutiara, banyaknya kalimat-kalimat pepatah Arab yang semakin lama dianggap sebagai hadits Nabi Muhammad dengan alasan bahwa kalimatnya 'bagus didengar' padahal bukan hadits Nabi. Hadits palsu tidak diakui. 
Sampai di sini akan semakin jelas alasan/dasar kenapa NU mengamalkan qunut, tawasul ke makam para ahli kubur yang dianggap sholeh, adzan kepada bayi yang baru lahir, adzan kepada mayit yang hendak dikubur, adzan saat hendak pergi jauh dan lain-lain sedangkan MU tidak. Yaitu karena amalan-amalan tersebut bersumber dari hadits-hadits lemah/dhoif. NU masih mengamalkan, sedangkan MU tidak mengamalkan. Bagi yang belum tahu, lemah/dhoif atau tidaknya suatu hadits ditentukan dengan cara mengetahui para perawinya hadits.
Bagi pembaca yang dari pengikut MU, pasti sebagian ada yang tidak terima dan menuntut dalil dari hadist Nabi & al-Qur'an. Di tulisan ini tidak saya sertakan dalil-dalilnya karena terlalu panjang lebar, membuat orang malas membaca. Jika ingin tahu dalil-dalilnya, maka saya sarankan untuk mencetak tulisan ini dan tanyakan kepada kyai NU yang terkenal bijaksana. Tanyakan setiap apa saja yang dilakukan NU di tulisan ini, pasti ada dalilnya.
Bagi pembaca yang dari pengikut NU, pasti sebagian ada yang tidak terima kenapa MU tidak mengakui hadist-hadist dhoif dan tidak mengikuti syari'at/sunnahnya para ulama, dan hanya mengikuti sunnahnya Nabi saja. Jika ingin tahu alasanya, maka saya sarankan untuk mencetak tulisan ini dan silahkan tanyakan kepada kyai MU yang terkenal bijaksana. Pasti nanti dijelaskan.

Kemudian persamaan antara NU dan MU adalah :
  1. Sama-sama islam.
  2. Sama-sama ahlu sunnah wal jama'ah. 
  3. Sholatnya sama.
  4. Sama-sama anti kemusryikan, bid'ah, tahayul & khurafat. Hanya saja Muahammadiyah lebih ketat.
  5. Sama-sama anti menyembah kuburan.

Pasti banyak yang bertanya, kenapa kalau saya menulis NU cuma NU saja dan kalau menulis MU kok pasti ada aliran lain. Ini karena hanya aliran NU saja yang melakukan hal-hal tersebut di atas, aliran lainya tidak melakukan hal-hal itu. Bahkan aliran lain benar-benar mengharamkan/tidak membolehkan hal-hal tersebut. Namun Muhammadiyah sudah sangat bagus, karena toleransinya sangat besar sekali. Ini karena memang dahulu pendiri NU (almarhum Hasyim Asyari) dan pendiri MU (almarhum Ahmad Dahlan) merupakan sahabat dan belajar agama islam kepada guru agama islam yang sama.
Dari sini, maka tidak usah kaget apabila banyak orang NU dan MU saling menikah. Orang menyebut ini dengan istilah unik, yaitu "Pernikahan NU-Muhammadiyah". Untuk soal anak, apakah menganut NU atau MU itu tergantung kondisi dan situasi. Sebagai orang tua, lebih baik jangan memaksa anak untuk memilih ormas islam tertentu. Sah-sah saja jika anak berbeda aliran dengan orang tua, asalkan si anak meminta izin dahulu kepada orang tua.
Sekian, sampai di sini saja. Semoga tulisan ini dapat merukunkan umat islam. Ingat, antara NU dan MU tidak ada yang sesat. Keduanya benar, kalaupun ada orang penganut salah satu dari ormas tersebut melakukan kesalahan seperti ada orang NU yang suka gonti-ganti pacar, atau ada orang MU yang suka gonta-ganti pacar juga maka orang-orang seperti itu jangan ditiru.
Saya mohon maaf, karena pastinya walaupun menurut saya isi tulisan ini membuat umat islam rukun namun belum tentu orang lain yang membaca tulisan ini juga menganggap kalau tulisan ini membuat umat islam rukun. 
from : http://www.blog.anggalisdiyanto.net/

0 komentar:

Posting Komentar